GAMBARAN UMUM KONDISI DESA LAWANG TAMANG
Dimasa yang silam atau jaman dahulu kala disebelah kanan Hulu Sungai Kapuas ada sekelompok orang
yang jumlahnya sangat sedikit, namun jalinan kekeluargaanya sangat kuat dan
jiwa gotong royong yang erat mereka bersama sama membuka hutan dengan tujuan
bercocok tanam dan bertani dengan cara
Handep atau gotong royong,
seiring dengan berjalannya waktu demi waktu jumlah warga pun bertambah banyak
baik dari warga asli maupun dari warga pendatang.
Diperkirakan tahun 1910an karena jumlah warga bertambah maka timbulah
pemikiran untuk memilih/ mengangkat ketua oleh warga, melihat diantara mereka
ada yang pantas memimpin maka penunjukan pun tertuju kepada Tamakung Teki. Beliau
memimpin dengan baik, arif dan bijaksana. Dikiri pemukiman tersebut ada sebuah Lawang atau kata lain Danau yang di kenal karena banyak ikan air tawarnya,
warga pun sering menangkap ikan disitu dengan cara memancing atau memakai alat
tradisional lainnya. Ditepi danau itu ditumbuhi
kayu, baik itu pohon buah–buahan maupun kayu biasa.
Oleh seringnya warga ke Lawang itu pada musim buah ada beberapa pohon buah Tamang,
warga pun memetik dan membawa
pulang ke rumah untuk dimakan bersama keluarga. Dari situlah warga menyebut
tempat pemukiman tersebut dengan nama Lawang
Tamang (Lawang artinya Danau dan
Tamang diambil dari nama buah). Dengan waktu yang cukup lama karena Temakung Teki pun bertambah tua, maka
atas kesepakatan warga bersama dengan Temakung
Teki, ditunjuklah Tu Lawing sebagai pengganti beliau yang diperkirakan sekitar tahun
1940an, namun beliau hanya memimpin kurang lebih 3 tahun saja karena ada urusan/ beliau merantau dan beliau
menyerahkan urusan Kampung (warga/kampung) kepada Tu Sapai. Tu Sapai di
kenal dengan keberaniannya dan pengaruhnya sangat kuat serta bersemangat
mengajak warga saling bahu membahu membangun Kampung.
Kira-kira 1940an Tu Sapai
menunjuk Bue Bunu, Bue Bunu dikenal sebagai pemimpin yang
sangat arif, patuh dan taat pada Agama (AgamaKharingan), beliau mengajak warga bergotong royong membangun kampung. Pada tahun 1961 Bue Bunu pun menyerahkan tugasnya kepada Pa
Kunum Ura.
Seiring dengan berjalannya waktu warga kampung pun mempunyai banyak
ternak seperti sapi dan babi. Berjalan beberapa tahun kemudian ternak-ternak
tersebut sangat mengganggu pemukiman warga. Pada tahun 1965 Bue Bunu kordinasi dengan pembakal (PaKunum Ura yang waktu sudah di sebut pembakal/ Kepala Kampung) untuk mencari tempat pemukiman
yang baru. Beberapa bulan kemudian mereka pun sepakat untuk membuat Dua unit rumah untuk menampung beberapa kepala keluarga, ada pun alasan yang
jelas kenapa warga sepakat untuk pindah adalah ternak yang sangat mengganggu
pemukiman warga karena seringnya terserang berbagai penyakit sehingga
menyebabkan angka kematian yang sangat tinggi.
Pada tahun 1965 semua warga pun sudah pindah semua ke kampung Lawang
Tamang di sebelah kiri Hulu sungai Kapuas dan ditahun itu pula warga melaksanakan pesta adat dalam
bentuk Nyanggar Membuka Lewu. Pada
tahun 1975 pemimpin berpindah kepada Herfia
Sulemen. Beliau sangat dikenal oleh warga bisa dikatakan sosok pemimpin yang baik dan dikenal
sangat pandai mengambil hati masyarakat serta sangat
taat dengan ajaran Agama (Agama Kristen Protestan). Namun tidak membelakangi agama yang lainnya/ toleransinya sangat tinggi di masa kepemimpinan beliau dan beliau sempat
membangun beberapa bukti fisik seperti :
1. Perumahan Balai Desa
2. Perumahan Gereja
3. Rumah Sekolah (Swadaya Masyarakat)
4. Lumbung Padi
5. Perumahan Penggilingan Padi
6. 2 Unit Perumahan Guru
7. Balai Musyawarah
Beliau pun menganjurkan warga agar mengikuti kegiatan belajar mengajar
yang di laksanakan dari rumah satu ke rumah yang lainnya. Karena adanya
kegiatan tersebut, maka beliau pun mengajak semua warga untuk membangun Rumah Sekolah. Pada tahun 1974 rumah sekolah tersebut baru diresmikan oleh Pa Imus, BA (Kandep Pujon). Pada pemilihan pambakal (Kepala Desa) tahun 1993 beliau kalah dalam pemilihan, sehingga kepemimpinan
beliau pun beralih kepada Pa Kunum Ura.
Pada tahun 2002 era pemerintahan beralih ke Nanyan Bunu beliau sempat membangun kantor desa dalam bentuk
kerangka namun dalam berjalan 2 (Dua) tahun beliau terserang penyakit dan tidak dapat melaksanakan
tugasnya maka pemerintahan desa di percayakan ke Pa Tumbak K.Ura pada tahun 2004.
Beliau berhasil membangun :
1. Unit Polindes
2. Unit Pintu Gerbang
3. Jalan Desa Rabat Beton
4. Pembangunan Gedung Sekolah dari
kontruksi kayu ke beton 3 ruang kelas
Pada tahun 2009 diadakan
pemilihan Kepala desa dan akhirnya kursi pemerintahan desa di menangkan oleh Pa
Demar K. Bondung, selama memerintah
beliau berhasil membangun :
1.
Tambatan
Perahu di RT.01, RT.02 dan RT.03
2.
Gedung
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
3.
Jembatan
TPU (Tempat Pemekaman Umum)
4.
Rehap
Jalan Desa
5. Jalan Desa Baru dan MCK yang didanai
oleh program PNPM-MPd
Karena masa pemerintahan
beliau telah habis sedangkan pemilihan belum dilaksanakan maka ditunjuklah PJ
(Pelaksana Jabatan) Kepala Desa oleh pemerintah kecamatan seorang tenaga
pendidik dari kecamatan yang bernama Kurniawan,S.Pd, selama 6 (enam) bulan
menjadi PJ. Kades di Lawang Tamang beliau sempat membangun :
1. 3 titik pengambilan air bersih di 3
(Tiga) RT dan
2. Perbaikan Jalan desa/ Pelebaran Jalan
Desa Cor Beton
3. Penyelesaian Kantor Desa
4. Pembagian Kompor Gas dan LPG kepada
Masyarakat.
Pada tanggal 2 bulan
November tahun 2016 diadakan pemilihan Kepala desa dan pada pertama kalinya
kursi pemerintahan desa di menangkan oleh seorang Perempuan yaitu Bu Pancar, A.Md. dan beliau masih menjabat
sampai sekarang.
Berikut nama para pemimpin semenjak berdirinya Desa Lawang
Tamang sampai sekarang.
No
|
Periode
|
Nama Kepala Desa
|
Keterangan
|
1
|
1910
|
Tamakung Teki
|
Kepala
Dapa ( dukuh) Pertama
|
2
|
1940 an
|
Tu Lawing
|
Kepala
Dapa ( dukuh) ke dua
|
3
|
1944
|
Tu Sapai
|
Kepala
Dapa ( dukuh ke tiga
|
4
|
1950
|
Bue Bunu
|
Kepala kampung
|
5
|
1961 - 1975
|
Kunum Ura
|
Kades
Pertama
|
6
|
1975 - 1993
|
Herfia Sulaiman
|
Kades Kedua
|
7
|
1993 – 2002
|
Kunum Ura
|
Kades Ketiga
|
8
|
2002 – 2004
|
Nanyam Bunu
|
Kades Keempat
|
9
|
2004 - 2009
|
Tumbak K.Ura
|
Kades Kelima
|
10
|
2009 - 2013
|
Demar K.Bondung
|
Kades
Keenam
|
11
|
2014 – 2016
|
Kurniawan, S.Pd
|
Kades
Ketujuh
|
12
|
2016 -
Sekarang
|
Pancar S.Nyarang, A.Md
|
Kades
Kedelapan
|
B. Kondisi Geografis.
Desa Lawang Tamang masuk wilayah Kecamatan Mandau
Talawang dengan luas wilayah 558 km2. Kepadatan penduduk sudah
mencapai 502 jiwa.
Wilayah yang begitu potensial saat ini masih banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang
berpotensi saat ini.
Keseharian masyarakat desa Lawang Tamang adalah bercocok tanam, bertani,
beternak, tambang masyarakat dan menyadap karet. Disepanjang jalan perdesaan
masyarakat sudah aktif menanam karet dan menggunakan cara tradisional.
Jarak tempuh ke ibu kota
kecamatan sejauh 25 km,
sedangkan jarak tempuh ke ibu kota Kabupaten kurang lebih 460 km dengan lama tempuh sekitar 9 jam. Jalan menuju ibu kota
kecamatan sudah diperlebar, sedangkan jalan antar desa belum ada akses sampai ke
Lawang Tamang masih melalui jalur sungai .
No
|
Uraian
|
Ket
|
1
|
Luas wilayah: 55.62 KM2
|
|
2
|
Jumlah RT:
Ø RT. I
: 32 KK
Ø RT. II
: 45 KK
Ø RT. III
: 55 KK
Ø
|
|
3
|
Batas wilayah:
Ø Utara: dengan Desa
Tumbang Tihis
Ø Selatan: dengan Desa
Hurung Tampang
Ø Barat: dengan Desa
Karetau Manta’a
Ø Timur Desa
Tanjung Rendan
|
|
4
|
Topografi:
Luas
kemiringan lahan rata-rata:
Ø Perbukitan
rata-rata 70 %
Ø Dataran
rata-rata 30 %
|
|
7
|
Luas lahan pertanian: 960 Ha
|
|
8
|
Luas lahan pemukiman: 550.000 M2
|
|
9
|
Kawasan Hutan Milik Desa : 45 KM2
|
C. Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk desa Lawang Tamang
per 2016 = 502 jiwa sebagai berikut:
Jumlah Jiwa : 502 Jiwa
Jumlah KK : 132 KK
Laki-laki :
275 Jiwa
Perempuan : 227 Jiwa
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Kependudukan:
|
||
|
502
|
Jiwa
|
|
|
132
|
KK
|
|
|
275
|
Jiwa
|
|
Ø 0-11 Bulan
|
8
|
Jiwa
|
|
Ø 1-10 Tahun
|
46
|
Jiwa
|
|
Ø 11-20 Tahun
|
68
|
Jiwa
|
|
Ø 21-30 Tahun
|
54
|
Jiwa
|
|
Ø 31-40 Tahun
|
41
|
Jiwa
|
|
Ø 41-50 Tahun
|
30
|
Jiwa
|
|
Ø 51 Tahun ke
atas
|
28
|
Jiwa
|
|
|
227
|
Jiwa
|
|
Ø 0-11 Bulan
|
3
|
Jiwa
|
|
Ø 1-10 Tahun
|
42
|
Jiwa
|
|
Ø 11-20 Tahun
|
43
|
Jiwa
|
|
Ø 21-30 Tahun
|
47
|
Jiwa
|
|
Ø 31-40 Tahun
|
39
|
Jiwa
|
|
Ø 41-50 Tahun
|
25
|
Jiwa
|
|
Ø 51 Tahun ke
atas
|
28
|
Jiwa
|
D. Tingkat Pendidikan
Fasilitas pelayanan pendidikan di Desa Lawang Tamang hingga sekarang seakin membaik. Hal ini
terlihat dengan semakin berkembangnya jumlah gedung sekolah, murid dan guru yang ada di Desa Lawang Tamang
Data terbaru tahun 2016 untuk
tingkat pendidikan di Desa Lawang Tamang bisa dilihat dalam tabel berikut ini:
Tingkat Pendidikan
|
Keterangan
|
Gedung
PAUD
|
1 ( satu ) unit 1 ( satu) ruang
|
Gedung
TK
|
Belum
ada
|
Guru
PAUD
|
3 orang (1 kepsek 2 guru Paud)
|
Guru
TK
|
Belum
ada
|
Gedung
SD
|
1
unit ( 7 ( tujuh) ruang
|
Gedung
SMP
|
Belum
ada
|
Murid
SD
|
82 orang
|
Murid
SMP
|
Belum
ada
|
Guru
SD
|
6 orang (1 kepsek & 2 guru kelas, 3 org
guru honor )
|
Guru
SMP
|
Belum
ada
|
Tamat
SD
|
14 orang
|
Tamat
SMP
|
5 orang
|
Tamat
SMA
|
3 orang
|
D2 /
D3
|
- orang
|
S1
|
-
- orang
|
S2
|
0
orang
|
S3
|
0
orang
|
Buta
Huruf
|
0
Orang
|
E. Tingkat
Kesehatan
Desa Lawang Tamang masih belum memiliki sarana
kesehatan yang memadai. Oleh sebab itu kami mohon perhatian dari pemerintah
terkait dengan penyediaan sarana kesehatan masyarakat yang lebih memadai baik
dari sarana-prasarana sampai pengadaan tenaga medis.
Masyarakat desa juga masih mengkonsumsi
air dari sungai Tanju (Anak sungai
Kapuas) yang sudah
tidak layak dikonsumsi lagi terutama untuk kesehatan. Saat ini 90 % (persen)
masyarakat masih menggunakan
MCK langsung di sungai Kapuas, sementara
10 % nya telah memanfaatkan MCK yang ada. Dikarenakan MCK hanya ada 1 buah. Beberapa penyakit yang sering
terjadi dimasyarakat seperti Mata Katarak, Maag, Muntaber, Asam Urat, Darah
Tinggi, Malaria, Sesak Nafas dan Batuk Anjing.
F. Pola Penggunaan
Lahan
Masyarakat Desa Lawang Tamang
masih menggantungkan hidupnya
dari sumber daya
alam. Karena dari sumber daya alam itulah, masyarakat memperoleh
pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Salah satunya yaitu
kegiatan usaha pertanian seperti menanam padi gunung (berladang) yang dilakukan
secara berkelompok, pembagian kelompok
didasari oleh lokasi
atau tempat bertani
yang dibatasi sungai/bukit.
Masyarakat pada umunya masih menggunakan tata cara penyiapan lahan pertanian
yang diwariskan dari nenek moyang mereka seperti dimulai dari menebas
(mandirik), mengeringkan hasil tebasan (mangekei), membakar (manusul),
penanaman (manugal) penyiangan (mambawau), menyemprot hama dan penyakit
(manyamprot), panen / mengetam (manggetem).
Usaha lain seperti perkebunan
karet. Tanaman karet di Desa Lawang Tamang adalah karet lokal. Kebun jenis karet lokal ini sudah
sejak lama diusahakan bahkan sudah turun temurun. Kondisi kebun pun secara umum
relatif kurang terpelihara karena selain jauh dari lokasi pemukiman masyarakat
juga jarak tanam yang tidak teratur.
Data terbaru tahun 2016 untuk
luas lahan dan mata pencaharian masyarakat Desa Lawang Tamang bisa dilihat dalam tabel berikut
ini:
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah
|
Ket
|
Lahan
pemukiman
|
550.000
|
M2
|
Lahan
pemakaman
|
20.000
|
M2
|
Lahan
pertanian
|
214
|
Ha
|
Petani,Pekebun,
|
40
|
KK
|
Pedagang
|
5
|
KK
|
PNS
|
02
|
KK
|
Pertukangan
|
20
|
KK
|
Buruh
Perusahaan
|
24
|
KK
|
Guru
Honor
|
03
|
KK
|
Berburu
, dan Mencari Ikan
|
12
|
KK
|
G. Sarana dan
Prasarana
Secara umum sarana dan prasarana
yang ada di Desa Lawang Tamang dipandang cukup
tersedia untuk memenuhi fasilitas masyarakat desa, tinggal bagaimana upaya
masyarakat desa untuk bersama-sama memelihara dan memanfaatkannya dengan baik.
Tabel 6. Sarana Prasarana Desa
No
|
Jenis Sarana Prasarana
|
Jumlah (Unit)
|
Kondisi
|
1
|
Gereja GBI
|
-
|
Tidak
ada
|
2
|
Gereja GKE
|
1
|
Baik
dan Berfungsi
|
3
|
Balai Hindu Kaharingan
|
-
|
Belum
terbangun
|
4
|
PLTS
|
-
|
-
|
5
|
Titian tangga
|
4
|
Rusak
Ringan
|
6
|
PAUD
|
1
|
Baik
tapi Belum Berfungsi
|
7
|
TK
|
-
|
-
|
8
|
Sekolah SD
|
1
|
Cukup
Baik dan Berfungsi
|
9
|
Sekolah SMP
|
-
|
-
|
10
|
Jalan Desa Cor Beton
|
1020 m
|
Banyak
rusak dan berlobang
|
11
|
Jembatan
|
1
|
Kurang baik, kayu
mulai lapuk dan
patah
|
12
|
Perumahan guru
|
-
|
Belum
ada bangunan
|
13
|
Kantor Desa
|
1
|
Rusak
ringan
|
14
|
Papan Informasi Desa
|
0
|
Belum
ada
|
No
|
Jenis Kelembagaan Desa
|
Jumlah Pengurus/Kader
|
1
|
Pemdes
|
7 ( tujuh) Orang
|
2
|
BPD
|
5 (lima )Orang
|
3
|
Kerohanian
|
3 ( tiga ) Organisasi (Islam, Kristen &
Hindu Kaharingan).
|
4
|
DAD (Dewan
Adat Dayak /mantir adat)
|
5 ( lima ) Orang
|
5
|
Pendidikan
|
1 ( satu ) Sekolah (SD )
|
6
|
PKK
|
6 ( enam ) Orang
|
7
|
Posyandu
|
12
Orang
|
8
|
Kelompok
SPP
|
2 Kelompok (20 Anggota)
|
9
|
RT
|
3 orang
|
10
|
Kelompok
Tani
|
1 Kelompok Tani Dayak Misik
|
11
|
Karang
Taruna
|
- Orang
|
12
|
Kerohanian ( Islam , Kristen , Kaharingan )
|
3 orang
|
No
|
Nama Lembaga
|
Fungsi /Peran Lembaga
|
1
|
Pemdes
|
Sebagai
koordinator di desa
|
2
|
BPD
|
Sebagai
wakil dari masyarakat
|
3
|
Kerohanian
|
Untuk
membangun iman percaya yang lebih baik dalam keluarga maupun bermasyarakat.
|
4
|
DAD
(Dewan Adat Dayak)
|
Untuk
menggayomi masyarakat dalam kegiatan adat – istiadat.
|
5
|
Pendidikan
|
Untuk
membangun SDM yang lebih baik.
|
6
|
PKK
|
Untuk
membina potensi masyarakat desa khususnya keluarga agar terlaksananya program
PKK.
|
7
|
Kader
Posyandu
|
Untuk
melaksanakan kegiatan posyandu agar berjalan lancar baik pencatatan,
penimbangan balita dan lain-lain.
|
8
|
Kelompok
SPP
|
Untuk
mendukung perekonomian ibu-ibu di desa.
|
9
|
RT
|
Untuk
mendamaikan urusan sengketa masalah antara keluarga dan tetangga.
|
10
|
Kelompok
Tani
|
Suatu
kelompok yang terbentuk untuk mendukung perekonomian masyarakat di desa
|
11
|
Karang
Taruna
|
Untuk
ambil bagian dalam mendukung pembangunan di desa yang lebih baik.
|
12
|
Komentar
Posting Komentar